Sekitar kurang lebih dua bulan berhenti menginjakkan kota kelahiran, Surabaya. Kota dimana kamu bertarung habis-habisnya menggunakan akal pikiran, berusaha mengikis kemunafikan orang lain bahkan diri sendiri. Kota dimana tempat kamu menyisihkan banyak waktu untuk mencinta orang asing. Kota dimana kamu bertahan pada suatu nilai kebenaran, yang akan dibawa sebagai bekal bertahan hidup di kota lain.
Mungkin nanti sekitar pukul 9 malam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta saya siap sejenak menghela napas menujur Bandara Juanda. Siap memeluk erat mami yang sering terrepotkan oleh kisah keluhan di kota orang. Sering bilang ke mami, ternyata pukulan di kota kelahiran tidak sekeras di ibukota negara tercinta.
Bela diri bisa dibilang sebuah kesenian. Kalimat tersebut sedikit banyak mampu menganalogikan kehidupan di Jakarta. Tidak selamanya kita harus mau dipukul, bahkan kita harus menghindar dari pukulan menunggu musuh kelelahan kemudian menyerang balik. Bahkan kita harus tau kapan melumpuhkan mereka agar mereka tidak mampu menyerang kembali.
Ada sebuah perbedaan besar di Surabaya dan Jakarta, jumlah orang busuk di Jakarta jauh lebih banyak. Malahan itu bisa jadi pada seseorang yang terlihat sangat baik. True Story, seorang yang berjilbab yang kelihatanya baik-baik lakunya, bisa keluar kata-kata brengsek bahkan bisa hina orang PK. Kalo masalah populasi orang pengecut dan munafik ya banyak, model-model orang gitu sih biasanya bukan berasal dari daerah bukan ibukota. Keadaan ini 11 12 dengan di Surabaya, tapi bedanya masih banyak populasi orang yang mulutnya blak-blakan dan itu menyenangkan :3.
Mungkin nanti sekitar pukul 9 malam penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta saya siap sejenak menghela napas menujur Bandara Juanda. Siap memeluk erat mami yang sering terrepotkan oleh kisah keluhan di kota orang. Sering bilang ke mami, ternyata pukulan di kota kelahiran tidak sekeras di ibukota negara tercinta.
Bela diri bisa dibilang sebuah kesenian. Kalimat tersebut sedikit banyak mampu menganalogikan kehidupan di Jakarta. Tidak selamanya kita harus mau dipukul, bahkan kita harus menghindar dari pukulan menunggu musuh kelelahan kemudian menyerang balik. Bahkan kita harus tau kapan melumpuhkan mereka agar mereka tidak mampu menyerang kembali.
Ada sebuah perbedaan besar di Surabaya dan Jakarta, jumlah orang busuk di Jakarta jauh lebih banyak. Malahan itu bisa jadi pada seseorang yang terlihat sangat baik. True Story, seorang yang berjilbab yang kelihatanya baik-baik lakunya, bisa keluar kata-kata brengsek bahkan bisa hina orang PK. Kalo masalah populasi orang pengecut dan munafik ya banyak, model-model orang gitu sih biasanya bukan berasal dari daerah bukan ibukota. Keadaan ini 11 12 dengan di Surabaya, tapi bedanya masih banyak populasi orang yang mulutnya blak-blakan dan itu menyenangkan :3.
Komentar
Posting Komentar