Kenapa surat ini bertuliskan untuk sang wahai ? Bukan kah wahai itu hanyalah sebuah kata sambung di depan yang berarti penekanan untuk subjek itu sendiri. Dan kenapa Sang Wahai ? bukannya Wahai itu di depan ? bukannya di belakang ?. Semua pertanyaan ini akan terjawab ketika aku bertemu sebuah sosok yang bisa menjadi penekanan untuk semua hal yang diusahakan.
Jadi maksudnya siapa ? Maksud dari Sang Wahai adalah Calon istri dan ibu dari anak-anakku kelak. Kenapa saya mencantumkan kata ibu setelah istri ? Bukan kah wajib hukumnya bahwasanya peran ibu lebih penting dibandingkan peran istri ? Saya pun setuju posisi ibu jadi sebuah jabatan tertinggi yang diberikan kepada manusia dan hanya diberikan kepada wanita saja.
Lalu kenapa calon istri yang disebut pertama ? dan kenapa seakan-akan menjadi sebuah prioritas untuk diperbincangkan ? Jawabannya adalah tidak semua istri akan mendapat kepercayaan menjadi seorang ibu. Disini saya tidak sedang berbicara "Bagaimana cara menjadi sosok ibu yang sempurna" , melainkan menjadi seorang ibu adalah sebuah panggilan dan bahkan bukan pilihan.
Terlalu banyak pertanyaan atau kalimat yang berujung tanda tanya yang mungkin tidak akan habis terjawab dan mungkin memang beberapa belum ada jawabannya. Tapi satu hal yang pasti untuk sebuah kata dan jabatan bernama "calon istri". Menurut saya pribadi, ini adalah jabatan tertinggi yang secara sadar bisa saya berikan untuk seseorang.
Kita belum sampai membicarakan tentang kriteria atau dalam bahasa inggris requirement, melainkan kita hanya berbicara kenapa calon istri menjadi kasta tertinggi yang bisa diberikan oleh saya atau pun oleh lelaki lainnya. Tertinggi dikarenakan jabatan itu bukan pemberian Tuhan, tapi memang melalui restu Tuhan. Tertinggi adalah sebuah tingkatan dimana calon istri akan valid ketika memang dialah yang akan mendapatkan semua berkah dan musibah dalam satu tempo waktu hidup.
Sebuah cerita baru akan dimulai ketika lelaki berani menyebut wanita yang di sisinya sebagai calon istri. Keberanian yang saya maksud adalah komitmen untuk menjadikan wanita tersebut sebagai yang berhak atas segala keuntungan dan kebahagiaan yang kita usahakan. Kenapa demikian ? Ini mungkin pertanyaan yang paling susah dijawab.
Sering kali di luar sana banyak lelaki yang merasa tidak butuh pasangan apalagi istri. Sering kali mereka merasa bahwa hanya lelaki lemah lah yang butuh pasangan. Lelaki di kepala mereka selalu harus dengan superioritas yang mutlak. Mutlak dalam artian lelaki itu harus kuat dan tanpa kelemahan sedikit pun.
Tanpa disadari secara tidak sadar di situ lah letak kesalahan paling fatal dari lelaki. Fatal dikarenakan otak lelaki diciptakan hanya untuk berpikir logika sehingga tanpa disadari logika kita belum tentu benar karena biasanya berawal dari sebuah mimpi. Kamu pasti pernah merasa ketika sendirian, kamu punya batas atas untuk meraih sesuatu yang kamu idamkan. Bisa jadi itu karir, harta, dan bisa saja agama.
Khususnya untuk seseorang yang bisa disebut sebagai calon istri. Pesanku hanya sederhana, permintaanku bukan sesuatu yang harus dituliskan dalam kitab yang berjilid-jilid panjangnya. Melainkan yakinlah, kecantikan dan kebaikanmu adalah pemberian Tuhan Yang Maha Pemberi yang bahkan tidak perlu dibandingkan dengan wanita lainnya.
Bertumbuh kuatlah agar kelak jabatan ibu itu menghampirimu, kamu sudah lebih siap untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. Buat apa berkecil hati selalu merasa dirimu kurang dan lemah, kamu harus paham satu hal bahwa kamu adalah makhluk paling sempurna yang Tuhan beri untuk aku.
Apakah ketika kita menikah kelak kamu akan bahagia ? Izinkan aku menjanjikan satu hal tentang sesuatu yang dinamakan rasa syukur. Tindakan bersyukur atas pemberian Tuhan seperti halnya aku bersyukur telah diberikan kamu, akan memberikan kestabilan emosi yang luar biasa. Mentalitas seperti ini kadang tidak disadari oleh banyak lelaki di luar sana yang sibuk dan fokus hanya mencari harta.
Justru ketenangan itu lah yang akan mempertegas bahkan memperjelas semua mimpi ku kelak yang bisa saja berwujud memuliakan kamu wahai wanitaku. Tuhan baik sama kamu, Tuhan hanya meminta kamu untuk sedikit lebih bersabar memperbaiki seorang lelaki yang punya banyak kelemahan namun hanya satu yang dia tahu. Cinta di hati dan pikirannya hanya untuk kamu.
Apakah ada yang lebih baik dari kamu wahai wanitaku ? Ini mungkin salah satu pertanyaan yang bahkan tidak pernah ada penjelasan ilmiah atau jawaban pastinya. Akan sangat munafik jika selalu mencari yang lebih baik tapi dari saya sendiri tidak tahu apa itu baik. Cuma satu yang pasti, ada yang cocok dan ada yang memang tidak cocok. Kata cocok ini dalam istilah hubungan serius sering disebut dengan jodoh. Begitu pula yang aku yakini bahwa kamu lah titik perhentian terakhir untuk segera menjadi satu dan menjadi lebih baik karena kamulah Sang Wahai.
Komentar
Posting Komentar