Bergeser Seperti Semula Lutut Saya

Semua terjadi begitu cepat, tanpa terasa muncul kehancuran masa depan di pikiran. Dislokasi lutut bukan hal sepele buatku. Pertandingan basket tempo hari seakan menjadi hari terakhir berolah raga. Keadaan sehat walafiat pun sekejap sirna dari bayangan cacat dan trauma seumur hidup. Harapan hidup nikmat berasa hilang dalam secepat kilat.

Si Maria main ke rumah waktu tadi siang. Tanpa sengaja pacar saya ini duduk di lutut saya. Sekejap saya berteriak kesakitan karena lutut saya bergeser dari tempat sewajarnya. Saya berusaha berteriak minta tolong pada siapapun, namun hingga dua jam segala jerih payah seakan sirna.

Klinik di perumahan pun tidak berani berbuat apa-apa. Waktu itu posisi saya sedang berada di lantai 2. Pikiran saya hanya ada kata "Rumah Sakit". Bergerak sesenti pun benar-benar menambah rasa sakit pada lutut saya. Sopir Taksi pun menyerah untuk mengevakuasi saya ke Rumah Sakit. Saya memutuskan untuk meminta jasa ambulan dari rumah sakit terdekat.

Ambulan pun sedang digunakan menuju arah RS. Dr. Soetomo. Tenaga saya habis untuk berteriak dan berpikir, seketika lemas dan lesu saya di tempat tidur. Mami saya akhirnya tiba di rumah dan telpon tukang pijat syaraf langganan. Pacar saya pun tidak kalah kalang kabut melihat kondisi saya.

Tukang pijat saya ini namanya Pak Ganib. Waktu dihubungi beliau lagi tambal ban di daerah Aloha. Hampir dua jam terkapar tanpa harapan di kamar. Kemudian Pak Ganib datang ke rumah. Terus terang saya sangat ragu di tengah keputusasaan saya. Saya langsung tanya ke Pak Ganib, "Sampeyan isok enggak pak iki, loro banget pak soale", teriak saya.

Saya ragu bukan karena saya tidak pernah dipijat Pak Ganib, melainkan pikiran saya yang berpikir jelek. Waktu SMP, teman saya juga mengalami hal serupa seusai bermain basket. Kejadian ini benar-benar menggemparkan sekolah, hingga akhirnya teman saya ini harus dioperasi.

Setelah 2 bulan pasca kejadian kaki teman saya masih belum sembuh. Untuk mengerjakan UAS-pun harus di mobilnya sendiri. Baru sekitar 4 bulan teman saya ini masuk sekolah dan masih menggunakan alat bantu jalan. Lama sekali waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan cedera yang satu ini. Setelah saya googling , dislokasi lutut ternyata dapat menyebabkan trauma bahkan cacat fisik.

Dislokasi Lutut pada Lutut Kanan Saya

Dengan ditemani mami dan pacar saya, mulailah Pak Ganib memijat kaki saya. Kembali saya meronta kesakitan waktu dipijat. Satu jam berlalu kaki saya sedikit bisa digeser namun lututnya belum ada perkembangan. Hari sudah terlewat sore, pacar saya pun ijin untuk pulang.

Lelah sekali saya menahan sakit sekitar 4 jam 45 menit. Semakin sumpek pikiran saya, mengingat saya hanya mendapati tempurung saya yang masih bergeser dan menonjol. Sekitar hampir tiga jam saya dipijat, saya putus asa dan berusaha menguatkan diri. Saya bilang, "Wes pak aku taknyobak mudhun ae nang ngisor".

Saya berusaha berdiri dari tempat tidur saya, namun masih terasa sangat sakit. Lutut saya masih belum bisa ditekuk sedikit pun. Saya berusaha berdiri dengan lutut kanan diluruskan semaksimal mungkin. Tiba-tiba keajaiban terjadi, tempurung saya balik seperti semula. Semua seperti mimpi rasanya, sambil dibantu Pak Ganib saya turun ke bawah.

Jelas bahagia sekali rasanya, bahkan nenek saya pun menciumi saya atas kesembuhan saya. Beberapa jam yang lalu saya masih terbaring di tempat tidur, dan sekarang saya bisa merasakan berjalan seperti manusia normal. Ini baru namanya "God Speed". Jika Tuhan sudah berkehendak, sembuhlah saya.

Benar-benar karunia Tuhan kemampuan yang dimiliki Pak Ganib. Semua tepat pada waktunya dan berbuah kebahagiaan dan rasa syukur luar biasa. Sebenarnya Pak Ganib sudah mau berangkat ke Mojokerto untuk mengobati pasien, namun ditengah jalan bannya bocor. Dan untungnya lagi ambulan tidak jadi datang. Bisa dibayangkan berapa juta biaya yang harus dikeluarkan untuk menyembuhkan lutut kanan saya ini.

Benar-benar diingatkan dengan kejadian naas pada hari ini. Seringkali rasanya saya sebagai manusia tidak tahu diri dengan tidak bersyukur. Terima kasih Tuhan atas keajaiban yang di luar akal sehat ini, sehingga saya masih bisa berjalan dan bahkan berlari beberapa waktu ke depan kelak. :)