Langsung ke konten utama

Filosofi Burger

Makanan yang sering banget muncul waktu kartun Spongebob Squarepant. Dimana waktu di kartun ini makanan ini dipuja-puja jadi makanan terenak dan membawa kebahagiaan. Ya terlepas dari realita kartun tadi, bagi saya burger ini punya arti sendiri pada hidup.


Krabby Patty di Serial Spongebob Squarepants
Ditemukan pertama kali sekaligus merupakan makanan khas kota Hamburg, Jerman. Ialah sebuah makanan yang terdiri dari tumpukan dua roti bundar ata bun yang biasanya terdapat daging, sayuran bawang serta saus di antaranya. Kalo di Indonesia dapat kita beli di restoran cepat saji.

Ada hal unik yang menurut saya bisa dilihat dari hamburger atau burger ini. Prinsip utama burger adalah dua roti bundar yang menjadi alas serta penutup roti ini. Sedangkan isinya bisa diubah sesuai dengan selera. Burger ini banyak sekali macamnya dan sangat fleksibel sekali, sesuai dengan kehidupan setiap orang berbeda namun punya dasar yang sama sebenarnya.

Dua roti bundar tadi bisa diibaratkan bagaimana kehidupan kita dibuka dengan sebuah kelahiran lalu ditutup dengan kematian. Bagaimanakah dengan isinya yang bervariasi?. Isi yang bervariasi sebenarnya tergantung setiap manusianya menjalani hidup. Tuhan sudah menciptakan semua bahan dan kita sebagai koki burger yang meracik sesuai dengan selera.

Hamburger Pada Umumnya
Dari burger ini kita bisa berasal bagaimana sebagai manusia kita punya porsi masing-masing dalam kehidupan. Selain itu dua bun tadi bisa diartikan bagaimana ada surga dan neraka. Ada roti yang bawah sebagai neraka dan yang atas sebagai surga.

Isi dari burger sendiri juga punya artian lain. Bagaimana Tuhan memandang umat-Nya bukan dari materinya melainkan kebaikannya. Seringkali banyak orang merasa sombong dan merasa menjadi bun atas yang sudah menjadi atasan atas hidup. Ada istilah seperti ini "Di atas langit masih ada langit", yang menandakan kita ini masih dibawa bun sisi atas tadi.

Selain itu juga kita sering merasa pesimis bahkan rendah diri. Posisi kita diletakkan sebagai isi oleh burger tadi. Serendah diri apapun kita yakin lah masih ada yang lebih susah dari kita. Kehidupan kita manusia terletak di tengah. Wajib sekali kita bersyukur bagaimana tidak menjadi yang paling susah.


Variasi Menu Burger
Kita bisa saja menjadi acar, sayuran, daging, keju, atau saus. Semua itu mungkin terjadi atas kehendak Tuhan. Burger yang saya maksud adalah sebuah simulasi hidup kita. Sekompleks apapun hidup ini, perlu diingat burger tidak lebih besar dari meja makan dan hal besar lainnya. Citarasa nikmat bisa dibilang itulah nikmat hidup. Tumpukan tadi seringkali terpandang indah sekali, berwarna-warni dan berbeda rasa saling melengkapi.

Itulah burger dalam kehidupan. Lalu siapakah yang memakan dan menguji ini enak atau tidak? Jelas Tuhan. Berhenti menilai baik buruk kehidupan orang lain, baiklah kita mensyukuri apa yang sudah ada pada kita dan menjalankan peran kita sebaik-mungkin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bergeser Seperti Semula Lutut Saya

Semua terjadi begitu cepat, tanpa terasa muncul kehancuran masa depan di pikiran. Dislokasi lutut bukan hal sepele buatku. Pertandingan basket tempo hari seakan menjadi hari terakhir berolah raga. Keadaan sehat walafiat pun sekejap sirna dari bayangan cacat dan trauma seumur hidup. Harapan hidup nikmat berasa hilang dalam secepat kilat. Si Maria main ke rumah waktu tadi siang. Tanpa sengaja pacar saya ini duduk di lutut saya. Sekejap saya berteriak kesakitan karena lutut saya bergeser dari tempat sewajarnya. Saya berusaha berteriak minta tolong pada siapapun, namun hingga dua jam segala jerih payah seakan sirna. Klinik di perumahan pun tidak berani berbuat apa-apa. Waktu itu posisi saya sedang berada di lantai 2. Pikiran saya hanya ada kata "Rumah Sakit". Bergerak sesenti pun benar-benar menambah rasa sakit pada lutut saya. Sopir Taksi pun menyerah untuk mengevakuasi saya ke Rumah Sakit. Saya memutuskan untuk meminta jasa ambulan dari rumah sakit terdekat. Ambulan pun sedang...

Surat Untuk Sang Wahai

 Kenapa surat ini bertuliskan untuk sang wahai ? Bukan kah wahai itu hanyalah sebuah kata sambung di depan yang berarti penekanan untuk subjek itu sendiri. Dan kenapa Sang Wahai ? bukannya Wahai itu di depan ? bukannya di belakang ?. Semua pertanyaan ini akan terjawab ketika aku bertemu sebuah sosok yang bisa menjadi penekanan untuk semua hal yang diusahakan. Jadi maksudnya siapa ? Maksud dari Sang Wahai adalah Calon istri dan ibu dari anak-anakku kelak. Kenapa saya mencantumkan kata ibu setelah istri ? Bukan kah wajib hukumnya bahwasanya peran ibu lebih penting dibandingkan peran istri ? Saya pun setuju posisi ibu jadi sebuah jabatan tertinggi yang diberikan kepada manusia dan hanya diberikan kepada wanita saja. Lalu kenapa calon istri yang disebut pertama ? dan kenapa seakan-akan menjadi sebuah prioritas untuk diperbincangkan ? Jawabannya adalah tidak semua istri akan mendapat kepercayaan menjadi seorang ibu. Disini saya tidak sedang berbicara "Bagaimana cara menjadi sosok ibu y...