Saya bersyukur pada setiap momentum pada hidup saya dan bagaimana itu terjadi. Saya orang Jawa asli lebih tepatnya berasal dari Kota Surabaya. Kita selalu mengenal ciri orang Jawa yang selalu bersyukur separah apapun kondisinya terjadi. Kita sering mengenal ketika ada orang kecopetan selalu ada kata-kata, "Untung aja enggak bla bla bla".
Suatu ketika ketika dalam hanya waktu kurang dari enam bulan tahun 2014, sudah hattrick gagal dalam masalah cewek. Wajar dong bingung dan mencari-cari kesalahan. Tapi satu hal yang perlu disadari ketika setiap menjalin hubungan dengan orang baru, yang dipikiran hanya ada rasa bersyukur dan berharap banyak.
Ada fase ketika dimana kita semakin bersyukur pada sesuatu maka kita akan diuji oleh Tuhan. Semakin kita diuji oleh Tuhan maka kita akan semakin dewasa. Maka begitu pula semakin sering ditolak dan diputusin, yang awalnya sering jengkel dan mulai berganti menjadi mendoakan yang terbaik. Yakin aja mungkin "bukan hari ini".
Kemudian pasca wisuda, ketika mantan mahasiswa yang selama kuliah merasa terpaksa selalu berharap dapat kerjaan enak dan uang banyak. Otomatis langsung cari dimana ada lamaran dan disitu saya daftar. Ada dua saat yang paling tidak mengenakkan ketika melamar kerja.
Pertama kita enggak lolos seleksi administrasi, dan yang bikin kesel perusahaannya jelek. Yang kedua paling ngeselin ketika kita udah sampai tahap akhir dan ternyata gagal. Kalo udah gitu, yang dipikiran adalah "bukan hari ini" sambil nunjuk-nunjuk.
Perkataan "bukan hari ini" sebenarnya bagus menurut saya pribadi. Mungkin bukan hari ini rejeki kita datang berlimpah dan berpihak pada kita. Setiap manusia itu ibarat es teh yang gulanya masih di bawah. Semakin kita sering berusaha dan ditolak itu seperti es teh yang gulanya semakin diaduk. Hasil akhirnya selalu ada es teh manis yang nikmat untuk diminum, begitu pula kita yang akan nikmat karena bermanfaat pada akhirnya.
Suatu ketika ketika dalam hanya waktu kurang dari enam bulan tahun 2014, sudah hattrick gagal dalam masalah cewek. Wajar dong bingung dan mencari-cari kesalahan. Tapi satu hal yang perlu disadari ketika setiap menjalin hubungan dengan orang baru, yang dipikiran hanya ada rasa bersyukur dan berharap banyak.
Ada fase ketika dimana kita semakin bersyukur pada sesuatu maka kita akan diuji oleh Tuhan. Semakin kita diuji oleh Tuhan maka kita akan semakin dewasa. Maka begitu pula semakin sering ditolak dan diputusin, yang awalnya sering jengkel dan mulai berganti menjadi mendoakan yang terbaik. Yakin aja mungkin "bukan hari ini".
Kemudian pasca wisuda, ketika mantan mahasiswa yang selama kuliah merasa terpaksa selalu berharap dapat kerjaan enak dan uang banyak. Otomatis langsung cari dimana ada lamaran dan disitu saya daftar. Ada dua saat yang paling tidak mengenakkan ketika melamar kerja.
Pertama kita enggak lolos seleksi administrasi, dan yang bikin kesel perusahaannya jelek. Yang kedua paling ngeselin ketika kita udah sampai tahap akhir dan ternyata gagal. Kalo udah gitu, yang dipikiran adalah "bukan hari ini" sambil nunjuk-nunjuk.
Perkataan "bukan hari ini" sebenarnya bagus menurut saya pribadi. Mungkin bukan hari ini rejeki kita datang berlimpah dan berpihak pada kita. Setiap manusia itu ibarat es teh yang gulanya masih di bawah. Semakin kita sering berusaha dan ditolak itu seperti es teh yang gulanya semakin diaduk. Hasil akhirnya selalu ada es teh manis yang nikmat untuk diminum, begitu pula kita yang akan nikmat karena bermanfaat pada akhirnya.
Komentar
Posting Komentar