Patah hati momen perusak segala kebahagiaan dan rencana indah masa depan. Ada kalanya laki-laki butuh keajaiban buat sembuh dari patah hati dalam waktu singkat dan tidak kasat mata. Biar segalanya terlihat baik-baik saja.
Buat orang seperti saya, jatuh cinta itu seperti doping yang bisa meningkatkan produktifitasmu hingga 200%. Semua terjadi seperti tidak logis dan tidak bisa dijelaskan kenapa bisa terjadi. Kecintaanmu terhadap sesuatu membawamu terikat untuk menjadikan objek kecintaan sebagai dewa pembawa keberuntungan yang harus disembah. Cinta itu bikin gila yang mengalami dan bisa jadi melakukan hal bodoh.
Kebodohan cinta itu tidak seberapa jika kita tahu bagaimana sakitnya diselesaikan hubungan kasih kita. Padahal perasaan itu datang tiba-tiba, saya percaya itu bentuk pemberian dari Tuhan sendiri. Ketika si lawan percintaan ini bilang, "Aku udah enggak bisa sama kamu lagi". Otak kita memaksa kita untuk berlogika dengan keras hingga menimbulkan banyak kemungkinan positif dan negatif.
Namun sayangnya keterikatan perasaan yang membuat banyak kemungkinan negatif lebih sering dipilih. Salah satunya dampak paling parah dari patah hati adalah bunuh diri. Kedewasaan kita dilatih ketika kita disudutkan untuk bereaksi dari hal pahit yang dengan entengnya terucap.
Saat ini yang saya butuhkan adalah game yang membuat saya lupa waktu, novel yang bisa membuat saya lupa kehidupan nyata, dan minuman keras yang membuat kita hilang kesadaran. Tidak ada yang susah dari seorang wanita untuk mengeluarkan air mata ketika sedang patah hati, sayangnya tidak dengan kita para lelaki. Buat lelaki untuk meneteskan air mata itu susahnya bukan main. Perasaan sedih yang tidak bisa dilampiaskan mampu berujung pada stress dan mengakibatkan timbulnya penyakit fisik.
Buat beberapa pria yang memiliki mental dewasa, ada kalanya mereka akan memilih kemungkinan positif yang presentasi terpilihnya jauh lebih kecil karena perasaan sedang dilibatkan. Layaknya berolahraga dengan lebih keras, bekerja dengan lebih keras, dan mencari wanita pengganti dengan lebih keras. Pilihan ada pada kita sendiri, yang jelas kalau kehidupan keras membutuhkan penyelesaian yang cepat dan usaha keras. Karena masalah hati mampu men-delay momentum kerja dan pemikiran luar biasa kita.
Buat orang seperti saya, jatuh cinta itu seperti doping yang bisa meningkatkan produktifitasmu hingga 200%. Semua terjadi seperti tidak logis dan tidak bisa dijelaskan kenapa bisa terjadi. Kecintaanmu terhadap sesuatu membawamu terikat untuk menjadikan objek kecintaan sebagai dewa pembawa keberuntungan yang harus disembah. Cinta itu bikin gila yang mengalami dan bisa jadi melakukan hal bodoh.
Kebodohan cinta itu tidak seberapa jika kita tahu bagaimana sakitnya diselesaikan hubungan kasih kita. Padahal perasaan itu datang tiba-tiba, saya percaya itu bentuk pemberian dari Tuhan sendiri. Ketika si lawan percintaan ini bilang, "Aku udah enggak bisa sama kamu lagi". Otak kita memaksa kita untuk berlogika dengan keras hingga menimbulkan banyak kemungkinan positif dan negatif.
Namun sayangnya keterikatan perasaan yang membuat banyak kemungkinan negatif lebih sering dipilih. Salah satunya dampak paling parah dari patah hati adalah bunuh diri. Kedewasaan kita dilatih ketika kita disudutkan untuk bereaksi dari hal pahit yang dengan entengnya terucap.
Saat ini yang saya butuhkan adalah game yang membuat saya lupa waktu, novel yang bisa membuat saya lupa kehidupan nyata, dan minuman keras yang membuat kita hilang kesadaran. Tidak ada yang susah dari seorang wanita untuk mengeluarkan air mata ketika sedang patah hati, sayangnya tidak dengan kita para lelaki. Buat lelaki untuk meneteskan air mata itu susahnya bukan main. Perasaan sedih yang tidak bisa dilampiaskan mampu berujung pada stress dan mengakibatkan timbulnya penyakit fisik.
Buat beberapa pria yang memiliki mental dewasa, ada kalanya mereka akan memilih kemungkinan positif yang presentasi terpilihnya jauh lebih kecil karena perasaan sedang dilibatkan. Layaknya berolahraga dengan lebih keras, bekerja dengan lebih keras, dan mencari wanita pengganti dengan lebih keras. Pilihan ada pada kita sendiri, yang jelas kalau kehidupan keras membutuhkan penyelesaian yang cepat dan usaha keras. Karena masalah hati mampu men-delay momentum kerja dan pemikiran luar biasa kita.
Komentar
Posting Komentar