Waktu beberapa waktu yang silam saya mengagumi salah satu tim basket ternama di Amerika, yaitu Boston Celtics. Pada musim itu terulang rivalitas hebat yaitu pertemuan antara Boston Celtics dengan Los Angeles Lakers. Pada Boston Celtics terdapat 3 pemain yang sudah layaknya saudara sendiri. Permainan yang mereka lakukan bertiga itu tidak mungkin dilakukan jika mereka tidak memiliki ikatan batin yang kuat.
Meskipun pada akhirnya trio hijau itu berpisah sekarang dengan klub masing-masing yang bukan Boston Celtics. Mungkin bagi mereka bertiga semua itu masa lalu, tetapi bagi saya selaku penggemarnya. Semua itu seakan kenangan indah ketika tiga kekuatan besar digabungkan, semuanya itu menjadi tidak terkalahkan sekalipun oleh sang legenda sekalipun.
Tidak ada hal yang salah dari suatu hubungan, sama sekali tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika kamu bertingkah seakan hal yang salah sebagai alasan sebuah perhatian. Pada dasarnya manusia ingin diperhatikan dan diandalkan, bukan untuk dikesampingkan oleh alasan klise.
Sekarang yang ada hanya profesionalitas semata, bagaimana hanya bisa bertahan hidup ditengah sengatan lebah beracun. Bagaimana masih bisa hidup dan bertahan berminggu-minggu di laut hanya dengan minum air seni sendiri. Semua itu hanya cerita tentang seni bertahan hidup. Tetapi bagi pelakunya, itu adalah limit antara hidup dan mati yang tidak akan mungkin ingin diulangi sekali lagi.
Jadi ketika kamu mempermainkan limit seseorang janga berharap itu sebuah kesenian indah bagi sang artist. Melainkan itu semua hanya suatu titik terendah antara dimana hidup akan terus berjalan dan disyukuri oleh karena raungan rasa sakit perasaan dan fisik. Hiduplah layak dan perlakukan orang lain selayaknya manusia yang hidup bukan jasad.
Meskipun pada akhirnya trio hijau itu berpisah sekarang dengan klub masing-masing yang bukan Boston Celtics. Mungkin bagi mereka bertiga semua itu masa lalu, tetapi bagi saya selaku penggemarnya. Semua itu seakan kenangan indah ketika tiga kekuatan besar digabungkan, semuanya itu menjadi tidak terkalahkan sekalipun oleh sang legenda sekalipun.
Tidak ada hal yang salah dari suatu hubungan, sama sekali tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika kamu bertingkah seakan hal yang salah sebagai alasan sebuah perhatian. Pada dasarnya manusia ingin diperhatikan dan diandalkan, bukan untuk dikesampingkan oleh alasan klise.
Sekarang yang ada hanya profesionalitas semata, bagaimana hanya bisa bertahan hidup ditengah sengatan lebah beracun. Bagaimana masih bisa hidup dan bertahan berminggu-minggu di laut hanya dengan minum air seni sendiri. Semua itu hanya cerita tentang seni bertahan hidup. Tetapi bagi pelakunya, itu adalah limit antara hidup dan mati yang tidak akan mungkin ingin diulangi sekali lagi.
Jadi ketika kamu mempermainkan limit seseorang janga berharap itu sebuah kesenian indah bagi sang artist. Melainkan itu semua hanya suatu titik terendah antara dimana hidup akan terus berjalan dan disyukuri oleh karena raungan rasa sakit perasaan dan fisik. Hiduplah layak dan perlakukan orang lain selayaknya manusia yang hidup bukan jasad.
Komentar
Posting Komentar