Langsung ke konten utama

Visiting Bali (1)

Bali , siapa yang tidak tahu Bali . Orang Bule yang gak bisa Bahasa Indonesia aja tahu . Bali adalah suatu tempat yang penuh dengan hiburan di setiap sudutnya . Dimana-mana petunjuk jalan selalu mengarahkan orang untuk Have Fun . Dan Bali lah pulau lokasi Kerja Praktek saya , lebih tepatnya di Bank Indonesia .

Pada awalnya saya sama sekali tidak berkeinginan Kerja Praktek di Bali . Pada awalnya saya ingin sekali Kerja Praktek di PT. Badak Bontang , tetapi ternyata Tuhan tidak berkehendak . Kemudian saya daftar di Pertamina Jakarta , dan sekali lagi Tuhan belum mengijinkan . Alasan saya ingin ke Jakarta adalah ingin melatih diri saya apakah mampu bertahan hidup dan bekerja di atmosfer padat dan penuh tidak kenyamanan di mana-mana.

Kemudian partner kerja praktek saya Gemet Hari Nandaram menyarankan untuk ke Bank Indonesia Denpasar . Dan disanalah saya akhirnya berlabuh untuk Kerja Praktek . Alasan utama saya tidak datang ke Bali adalah takut malah berlibur bukan serius kerja praktek . Dan pada akhirnya keadaan lah yang menjadi tanda presensi dari andil Sang Maha Kuasa yang membawa saya ke Bali .

Hari Kamis 28 Juni pukul 18:15 WIB saya berangkat dari Terminal Purabaya Surabaya dengan Bis Eksekutif Wisata Komodo . Mungkin ini bukan kali pertama saya naik Bis ke luar kota , tapi ini kali pertama saya jauh dari rumah dalam kurung waktu yang lumayan lama kurang lebih satu bulan . Sedih meninggalkan mbah putri , mbah kakung , sama mami . Tetapi saya yakin ini demi kemajuan saya yang bisa membahagiakan mereka kelak .

Dalam perjalanan ke Bali , saya lebih banyak tertidur dan bangun cuma ketika makan malam . Dan akhirnya saya gak sadar kalo sudah menyeberang Selat Bali . Hingga akhirnya Jumat 29 Juni pukul 06:45 WITA saya tiba di Terminal Mengui , tidak lama kemudian kedua orang tua teman saya yang baik hati menyambut kedatangan kami dan menjemput kami ke rumahnya . Keluarga teman saya Gemet benar-benar keluarga yang sangat baik dan ramah . Tentu saja saya banyak sekali merepotkan .

Langsung pukul 12:30 saya berangkat ke BI untuk menghadiri briefing , tetapi sebelumnya saya mampir ke Pasar Senggol Gianyar . Saya belum pernah makan yang namanya Babi Guling . Dan rasanya luar biasa nikmatnya . Bali bagaikan surga dengan makanan , wisata , serta orangnya yang ramah . Kemudian berpindah lagi ke Sanur .

Tujuan utama ke Pantai Sanur adalah melihat Bule Berjemur . Dan disana terasa panas sekali menyengat , saya hanya berjalan-jalan saja . Kali ini saya tidak kecewa karena saya tidak sehari seminggu saja . Suatu saat pasti saya akan berenang bersama bule-bule cantik . Langsung saatnya ke BI .

Waktu di BI , saya sangat terkejut melihat gedung yang sangat megah dan mewah . Dilengkapi dengan sekuritas yang baik disetiap pintu , sehingga tidak sembarangan orang yang masuk . Dan tibalah saatnya kita dibriefing . Pihak BI menerima kami dengan ramah dan sangat menyenangkan . Kami diwajibkan masuk sebelum pukul 07:40 WITA , serta harus berpakaian office look .

Saya sangat gugup menunggu hari tiba saatnya KP pertama . Semoga semua dapat berjalan dengan lancar serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Tidak lupa saya juga mengucapkan selamat ulang tahun Bank Indonesia ke-57 .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Burger

Makanan yang sering banget muncul waktu kartun Spongebob Squarepant. Dimana waktu di kartun ini makanan ini dipuja-puja jadi makanan terenak dan membawa kebahagiaan. Ya terlepas dari realita kartun tadi, bagi saya burger ini punya arti sendiri pada hidup. Krabby Patty di Serial Spongebob Squarepants Ditemukan pertama kali sekaligus merupakan makanan khas kota Hamburg, Jerman. Ialah sebuah makanan yang terdiri dari tumpukan dua roti bundar ata bun yang biasanya terdapat daging, sayuran bawang serta saus di antaranya. Kalo di Indonesia dapat kita beli di restoran cepat saji. Ada hal unik yang menurut saya bisa dilihat dari hamburger atau burger ini. Prinsip utama burger adalah dua roti bundar yang menjadi alas serta penutup roti ini. Sedangkan isinya bisa diubah sesuai dengan selera. Burger ini banyak sekali macamnya dan sangat fleksibel sekali, sesuai dengan kehidupan setiap orang berbeda namun punya dasar yang sama sebenarnya. Dua roti bundar tadi bisa diibaratkan bagaimana keh...

Bergeser Seperti Semula Lutut Saya

Semua terjadi begitu cepat, tanpa terasa muncul kehancuran masa depan di pikiran. Dislokasi lutut bukan hal sepele buatku. Pertandingan basket tempo hari seakan menjadi hari terakhir berolah raga. Keadaan sehat walafiat pun sekejap sirna dari bayangan cacat dan trauma seumur hidup. Harapan hidup nikmat berasa hilang dalam secepat kilat. Si Maria main ke rumah waktu tadi siang. Tanpa sengaja pacar saya ini duduk di lutut saya. Sekejap saya berteriak kesakitan karena lutut saya bergeser dari tempat sewajarnya. Saya berusaha berteriak minta tolong pada siapapun, namun hingga dua jam segala jerih payah seakan sirna. Klinik di perumahan pun tidak berani berbuat apa-apa. Waktu itu posisi saya sedang berada di lantai 2. Pikiran saya hanya ada kata "Rumah Sakit". Bergerak sesenti pun benar-benar menambah rasa sakit pada lutut saya. Sopir Taksi pun menyerah untuk mengevakuasi saya ke Rumah Sakit. Saya memutuskan untuk meminta jasa ambulan dari rumah sakit terdekat. Ambulan pun sedang...

Surat Untuk Sang Wahai

 Kenapa surat ini bertuliskan untuk sang wahai ? Bukan kah wahai itu hanyalah sebuah kata sambung di depan yang berarti penekanan untuk subjek itu sendiri. Dan kenapa Sang Wahai ? bukannya Wahai itu di depan ? bukannya di belakang ?. Semua pertanyaan ini akan terjawab ketika aku bertemu sebuah sosok yang bisa menjadi penekanan untuk semua hal yang diusahakan. Jadi maksudnya siapa ? Maksud dari Sang Wahai adalah Calon istri dan ibu dari anak-anakku kelak. Kenapa saya mencantumkan kata ibu setelah istri ? Bukan kah wajib hukumnya bahwasanya peran ibu lebih penting dibandingkan peran istri ? Saya pun setuju posisi ibu jadi sebuah jabatan tertinggi yang diberikan kepada manusia dan hanya diberikan kepada wanita saja. Lalu kenapa calon istri yang disebut pertama ? dan kenapa seakan-akan menjadi sebuah prioritas untuk diperbincangkan ? Jawabannya adalah tidak semua istri akan mendapat kepercayaan menjadi seorang ibu. Disini saya tidak sedang berbicara "Bagaimana cara menjadi sosok ibu y...